STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN
Berbagai
upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemerataan
kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, yaitu diantaranya
dengan pengadaan sarana dan prasaran pendidikan, pengadaan tenaga guru
kontrak, penataran, penyempurnaan kurikulum dan sebagainya yang
memungkinkan. Permasalahan yang mendasar sebenarnya yaitu mampu atau
tidak sumber daya pendidikan yang ada atau belum ada untuk dikelola
secara efektif dan efisien oleh setiap lembaga penyelenggara pendidikan
itu sendiri. Oleh karena itu suatu terobosan dalam mewujudkan tujuan
pendiikan adalah dengan cara meningkatkan fungsi dan peran kepala
sekolah dasar untuk menciptakan sekolah sebagai lingkungan pendidikan
yang dapat menghasilkan lulusan dengan beragam tingkat pengetahaun,
kemampuan serta nilai atau sikap yang memungkinkan untuk menjadi warga
masyarakat dan warga negara yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
beriman dan berbudi pekerti luhur.
Tujuan
yang sangat mulia tersebut tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan
dari tenaga kependidikan yang profesional. Salah satu tenaga
kependidikan yang paling menentukan dalam pengelolaan pendidikan dasar
adalah kepala sekolah yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan
kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.
Tugas dan tanggung jawab yang harus diemban oleh kepala sekolah dalam
memimpin atau mengelola sekolah yaitu meningkatkan mutu pendidikan,
artinya bahwa seorang kepala sekolah dituntut untuk mampu mengelola
seluruh sumber daya pendidikan yang ada di sekolah, sehingga mampu
mendukung terhadap perwujudkan tujuan pendidikan yang akan dicapai.
Keadaan tersebut sebagaimana diungkapkan dalam konsep Total Quality
Manajemen bahwa mutu suatu produk ditentukan oleh pengelolaan input,
proses sampai dengan output. Dengan kata lain bahwa mutu suatu produk
akan bagus apabila bahan dasarnya diproses dengan benar dan dikontrol
dengan tepat. Demikian pula hanya dalam penyelenggaraan atau pengelolaan
lembaga pendidikan, termasuk sekolah dasar. Sementara pada pendidikan
dasar, khususnya sekolah dasar di Indonesia, siswa yang masuk (input)
tidak diseleksi secara khusus, asal memenuhi persyaratan administratif
mereka bisa diterima. Dengan demikian, yang paling menentukan kualitas
lulusan terletak pada pembelajarannya. Oleh karena itu suatu langkah
yang perlu ditingkatkan dalam penyelenggaraan atau pengelolaan
pendidikan di sekolah dasar yaitu menciptakan suatu sistem pengelolaan
yang berkualitas. Dalam hal ini kepala sekolah dituntut untuk memiliki
kemampuan manajerial yang profesional dalam peranannya memimpin sekolah.
Permasalahan-permasalahan
yang terjadi di lapangan, sehingga menjadi kendali sekolah dasar
menjadi tidak bermutu antara lain: karena tidak ada standar input
(siswa), sehingga kemampuan dan karakteristik siswa sangat beragam,
sistem guru kelas berdampak pada menurunnya kinerja guru, kurikulum pada
beberapa mata pelajaran masih dianggap terlalu luas, sehingga
memberatkan bagi siswa untuk mempelajarinya dan masih adanya guru yang
kurang aktif dalam pembelajaran. Permasalahan-permasalahan tersebut
tentunya merupakan suatu kendala bagi dunia pendidikan di sekolah dasar
yang keberadaannya perlu segera ditangani benar-benar, sehingga tidak
mengganggu atau menghambat terwujudnya tujuan pendidikan yang akan
dicapai. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan-permasalahan
tersebut diperlukan upaya-upaya dalam bentuk strategi kepala sekolah
untuk menanganinya. Dengan harapan mutu pembelajaran yang merupakan
produktivitas sekolah tetap dipertahankan tingkat keefektifan,
keefisienan dan relevansinya.
Rumusan
masalah yang ditetapkan adalah bagaimana strategi kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu pembelajaran? Tujuan penulisan artikel ini adalah
ingin mengetahui dan memahami hal-hal yang berhubungan dengan strategi
kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
Pengertian Strategi Kepala Sekolah
Kepala sekolah
sebagai manajer pendidikan yang berada di sekolah memiliki peranan yang
sangat penting dalam menentukan atau membawa sekolah yang dipimpinnya
memperoleh mutu pembelajaran yang baik. Keadaan tersebut tentunya dapat
diwujudkan dengan baik, apabila kepala sekolah mampu menciptakan
strategi yang relevan dengan kondisi dalam meningkatkan mutu
pembelajaran. Untuk mengetahui tentang pengertian strategi kepala
sekolah, maka terlebih dahulu perlu dipahami mengenai pengertian tentang
strategi itu sendiri. Winardi (2012:95-96) mengemukakan bahwa strategi
sebuah organisasi atau subnya merupakan konseptualisasi yang dinyatakan
dan akan diimplikasikan oleh pimpinan organisasi yang bersangkutan,
meliputi: sasaran-sasaran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi
tersebut, kendala-kendala luas dan kebijakan-kebijakan yang atau
ditetapkan sendiri oleh sang pemimpin, atau yang diterimanya dari pihak
atasannya yang membatasi skope aktivitas-aktivitas organisasi yang
bersangkutan dan kelompok rencana-rencana dan tujuan-tujuan jangka
pendek yang telah diterapkan dengan ekspekasi akan diberikannya
sumbangsih mereka dalam hal mencapai sasaran-sasaran organisasi
tersebut.
Sementara Salusu
(2014:101) mengemukakan bahwa strategi adalah suatu seni menggunakan
kecakapan dan nara sumber daya suatu organisasi untuk mencapai
sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi
yang paling menguntungkan. Konsep tersebut mengemukakan bahwa strategi
lebih menekankan pengertiannya pada suatu situasi di mana pimpinan mampu
mendayagunakan segenap sumber daya organisasi dengan tepat dan benar.
Dalam hal ini, maka seorang pimpinan harus dituntut memiliki kepandaian
dalam menguasai situasi dan kondisi yang dimiliki oleh organisasi,
sehingga mampu menerapkan suatu pengembangan program dan menggerakkan
sumber daya organisasi yang dimilikinya. Lebih lanjut Winardi (2012:1)
mengemukakan bahwa strategi merupakan pola sasaran, tujuan atau maksud
dan kebijakan utama serta rencana untuk mencapai tujuan tersebut. Konsep
tersebut lebih menitikberatkan pada upaya pimpinan dalam menetapkan
sasaran yang harus dicapai organisasi melalui suatu perencanaan yang
akurat, matang dan sistematis. Perencanan dalam hal ini merupakan suatu
pola kebijakan tertentu dalam mengelola organisasi menuju tujuan yang
telah ditetapkan. Sejalan dengan pengertian tersebut Glueck (Saladin,
2014:1) mengemukakan bahwa strategi adalah sebuah rencana yang disatukan
luas dan terintegrasi, yang menghubungkan seunggulan strategi
perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh organisasi.
Berdasarkan
konsep tersebut, maka strategi merupakan suatu kesatuan rencana yang
menyeluruh, komprehensif dan terpadu yang diarahkan untuk mencapai
tujuan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahwa strategi kepala
sekolahmerupakan rangkaian dari rencana sebagai sasaran, kebijakan atau
tujuan yang ditetapkan oleh seorang kepala sekolah dalam pembelajaran
sesuai dengan kondisi yang ada, sehingga mampu mewujudkan peningkatan
mutu pembelajaran.
Konsep Peningkatan Mutu Pembelajaran
Mutu
pembelajaran merupakan bagian dari mutu pendidikan secara keseluruhan.
Dalam hal ini sebelum memahami mutu pembelajaran terlebih dahulu perlu
dipahami mutu pendidikan. Banyak ahli yang mencoba mendefinisikan mutu
pendidikan, salah satunya Kemendikbud (2014:7) mendefinisikan bahwa mutu
pendidikan di sekolah dasar adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan
secara operasional dan efisiensi terhadap komponen-komponen yang
berkaitan dengan sekolah, sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap
komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku. Dalam pengertian
tersebut diungkapkan bahwa pada dasarnya mutu pendidikan merupakan
kemampuan sekolah dalam menghasilkan nilai tambah yang diperolehnya
menurut standar yang belaku. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka
pengertian mutu pembelajaran merupakan kemampuan yang dimiliki oleh
sekolah dalam menyenggarakan pembelajaran secara efektif dan efisien,
sehingga menghasilkan manfaat yang bernilai bagi pencapaian tujuan
pengajaran yang telah ditentukan.
Komponen-komponen Peningkatan Mutu Pembelajaran
1. Penampilan
Guru. Komponen yang menunjang terhadap peningkatan mutu pembelajaran
adalah penampilan guru, artinya bahwa rangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh seorang guru dalam melaksanakan pengajaran sangat menentukan
terhadap mutu pembelajaran. Keadan tersebut dikarenakan guru merupakan
salah satu pelaku dan bahwa pemeran utama dalam penyelenggaraan
pembelajaran. Oleh karena itu diharapkan guru harus benar-benar memiliki
kemampuan, keterampilan dan sikap seorang guru yang profesional,
sehingga mampu menunjang terhadap peningkatan mutu pembelajaran yang
akan dicapai.
2. Penguasaan
Materi/Kurikulum. Komponen lainnya yang menunjang terhadap peningkatan
mutu pembelajaran yaitu penguasaan materi/kurikulum, artinya bahwa
penguasaan materi/kurikulum sangat mutlak harus dilakukan oleh guru
dalam menyelenggaran pembelajaran. Keadaan tersebut dikarenakan
kurikulum/materi merupakan objek yang akan disamapikan pada peserta
didik. Dengan demikian kedudukan penguasaan materi ini merupakan kunci
yang menentukan keberhasilan dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Oleh
karena itu seorang guru dituntut atau ditekankan untuk menguasai
materi/kurikulum sebelum melaksanakan pengajaran di depan kelas.
3. Penggunaan
Metode Mengajar. Penggunaan metode mengajar huna merupakan komponen
dalam peningkatan mutu pembelajaran, artinya penggunaan metode mengajar
yang dipakai guru dalam menerangkan di depan kelas tentunya akan
memberikan kontribusi tersebut peningkatan mutu pembelajaran. Dengan
menggunakan metode mengajar yang benar dan tepat, maka memungkinkan
siswa lebih mudan dalam memahami materi yang disapaikan guru.
4. Pendayagunaan
Alat/Fasilitas Pendidikan. Komponen lainnya yang menentukan peningkatan
mutu pembelajaran yaitu pendayagunaan alat/fasilitas pendidikan. Mutu
pembelajaran akan baik apabila dalam pelaksanaan pembelajaran didukung
oleh alat/fasilitas pendidikan yang tersedia. Keadaan tersebut
memudahkan guru dan siswa untuk menyelenggarakan pembelajaran. Dengan
demikian diharapkan pendayagunaan alat/fasilitas belajar harus
memperoleh perhatian yang baik bagi sekolah dalam upayanya mendukung
terhadap peningkatan mutu pembelajaran.
5. Penyelenggaraan
Pembelajaran dan Evaluasi. Mutu pembelajaran juga ditentukan oleh
penyelenggaraan pembelajaran dan evaluasinya. Keadaan ini menunjukkan
bahwa pada dasarnya mutu akan dipengaruhi oleh proses. Dengan demikian
guru harus mampu mengelola pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran,
sehingga mampu mewujudkan peningkatan mutu yang tinggi.
6. Pelaksanaan
Kegiatan Kurikuler dan Ekstra-kurikuler. Peningkatan mutu pembelajaran
pula dipengaruhi oleh pelaksanaan kegiatan kurikuler dan
ekstra-kurikuler, artinya bahwa mutu akan mampu ditingkatkan apabila
dalam pembelajaran siswa ditambah dengan adanya kegiatan kurikuler dan
ekstra-kurikuler. Keadaan ini beralasan bahwa dengan diadakannya
kegiatan tersebut akan menambah pengetahuan siswa di luar pengajaran
inti di kelas dan tentunya hal tersebut akan lebih meningkatkan
kreativitas dan kompetensi siswa.
Indikator Pembelajaran yang Bermutu
1. Input. Mutu
pembelajaran salah satunya dipengaruhi oleh input yang menjadi bahan
dasar dari pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatkan mutu
pembelajaran akan dipengaruhi oleh keberadaan atau kondisi dari input
yang dimiliki. Oleh karena itu upaya mempersiapkan input secara optimal
merupakan suatu langkah awal bagi terciptanya suatu peningkatan mutu
pembelajaran. Adapun usnur-unsur yang perlu dipersiapkan oleh pihak
sekolah dalam upayanya menciptakan suatu mutu pembelajaran adalah:
a. Guru.
Guru merupakan orang yang sangat strategis dalam meningkatkan mutu
pembelajaran, mengingat kedudukan guru yang secara langsung berhadapan
dengan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan demikian guru yang
profesional dalam melaksanakan tugas tentu akan lebih baik untuk
mewujudkan mutu pembelajaran dibandingkan dengan guru yang kurang atau
tidak profesional.
b. Tujuan
Pengajaran. Sementara tujuan pengajaran merupakan suatu unsur yang akan
mempengaruhi terhadap mutu pembelajaran. Keadaan ini bisa dibuktikan
dengan adanya kecenderungan bahwa suatu aktivitas tidak akan mampu
menghasilkan suatu yang bermutu tanpa didahului dengan adanya penetapan
tujuan. Oleh karena itu dalam hal ini pula pembelajaran akan mampu
memiliki mutu yang baik apabila dalam pelaksanaannya memiliki tujuan
yang ditetapkan, sehingga pelaksanaannya terarah baik dan ada target
yang akan dicapai. Pada dasarnya mutu dari pembelajaran itu dapat
dilihat dari mampu tidaknya suatu pembelajaran dalam mencapai tujuan
tersebut.
c. Peserta
Didik. Peserta didik merupakan salah satu pendukung terhadap
peningkatan mutu pembelajaran. Peserta didik merupakan pelaku dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Oleh karena itu peserta didik harus
dikondisikan untuk mampu menunjang terhadap kelancaran penyelanggaran
pendidikan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa peserta didik harus
dikelola dengan baik, sehingga mampu mendukung terhadap kelancaran
pembelajaran.
d. Alat/Media
Pendidikan. Unsur pendukung terhadap peningkatan mutu pembelajaran
adalah salah satunya alat/media pendidikan. Alat/media tersebut memiliki
peranan yang sangat besar terhadap kelancaran pembelajaran. Keadaan
tersebut menunjukkan bahwa alat/media pendidikan harus dikelola secara
baik dan dipastikan mampu mendukung terhadap penyelenggaraan
pembelajaran, baik secara kualitas maupun kuantitas.
2. Proses. Proses
merupakan unsur penting yang mempengaruhi terhadap mutu pembelajaran.
Dalam hal ini pembelajaran harus didukung oleh adanya interaksi yang
aktif antara peserta didik dengan guru. Komunikasi yang kondusif
merupakan suatu hal yang penting dalam mewujudkan peningkatan mutu
pembelajaran.
3. Output. Output
pengajaran dipandang bisa melihat sampai sejauhmana mutu pembelajaran
yang dimiliki oleh suatu sekolah. Oleh karena itu, maka ouput pengajaran
yang menjadi ukuran mutu pembelajaran mencakup nilai prestasi dan
perubahan sikap peserta didik.
PEMBAHASAN
Beberapa strategi yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran meliputi:
Peningkatan Kemampuan Mengajar Guru
Strategi pertama
yang diterapkan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
pembelajaran yaitu dengan cara peningkatan kemampuan mengajar guru.
Peningkatan kemampuan mengajar ini dipandang oleh kepala sekolah sangat
penting mengingat gurulah sebagai peran kunci yang melaksanakan dan
menentukan baik tidaknya mutu pembelajaran tersebut. Selain itu pula
sejumlah permasalahan dalam meningkatkan mutu pembelajaran banyak
bersumber darai guru, misalnya kurang disiplin, kurang profesional,
kinerjanya rendah atau permasalahan-permasalahan pribadi lainnya.
Peningkatan
kemampuan guru dalam hal ini yaitu meningkatkan kemampuan para guru
dalam menjalankan tugas dan kewajibannya sebagai pengajar. Tentunya
peningkatan kemampuan ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan guru
dalam merencanakan, melaksanakan dan bahkan menilaia hasil pembelajaran
yang dilakukannya. Pengembangan kemampuan guru yang diterapkan kepala
sekolah yaitu dengan cara mengikutsertakan para guru dalam seminar,
diklat dan penataran kependidikan yang diselenggarakan oleh
lembaga-lembaga kepofesian. Bahkan dalam hal ini pihak sekolah
memberikan keleluasaan yang penuh terhadap para guru yang akan
melanjutkan pendidikan formalnya. Sementara itu pula, kepala sekolah
berupaya untuk mendorong para guru agar aktif dalam Kelompok Kerja Guru,
sehingga diharapkan setiap guru mampu mengembangkan kemampuannya dalam
menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Melalui KKG
inilah guru dapat saling tukar pengalaman dan berdiskusi untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam mengajar.
Optimalisasi Penggunaan Media dan Sarana Pendidikan
Strategi
yang diterapkan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran
yaitu dengan optimalisasi pemanfaatan dan penggunaan media dan sarana
pendidikan. Permasalahan yang muncul dalam hal ini bahwa selama ini guru
kurang mendayagunakan penggunaan media dan sarana pendidikan yang ada,
sehingga keberadaannya jelas tidak bermanfaat untuk memperlancar
pembelajaran. Optimalisasi penggunaan media dan sarana ini dilakukan
dengan cara membuat kebijakan untuk mewajibkan setiap guru dalam
melakukan pembelajarannya dengan menggunakan media atau sarana
pendidikan yang tersedia, sehingga mampu mewujudkan hasil pengajaran
yang optimal. Sementara itu pula sebagai pimpinan, kepala sekolah
berupaya untuk membina dan mengarahkan cara-cara penggunaan media dan
sarana pendidikan yang mendukung terhadap pembelajaran, sehingga hasil
pembinaan dan pengarahan ini setiap guru dapat menggunakan media dan
sarana pendidikan tersebut dengan baik dalam pembelajaran. Untuk
memberdayakan penggunaan media dan sarana pendidikan ini pula, kepala
sekolah berupaya menerapkan pengelolaan yang baik. Kepala sekolah
mendesain atau mengatur penempatan, penggunaan dan pemeliharaan dari
media dan sarana pendidikan yang ada. Keadaan ini dilakukan dalam upaya
mengkondisikan media dan sarana pendidikan yang ada mampu dilindungi dan
mampu untuk dimanfaatkan keberadannya. Lebih lanjut kepala sekolah
menganggarkan biaya untuk pemeliharaan dan pengadaan media dan sarana
pendidikan yang belum tersedia.
Pelaksanaan Supervisi secara Rutin
Strategi yang
lain yang diterapkan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan
yaitu dengan pelaksanaan supervisi rutin. Keadaan ini dilakukan
mengingat keberadaan guru yang relatif memiliki pendidikan cukup sama
yaitu SPG, sehingga pembinaan dan pengarahan merupakan suatu kebutuhan
yang diperlukan sekali dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Strategi
inipun ditemph kepala sekolah untuk mengatasi permasalahan sehubungan
dengan kurangnya sikap profesionalisme yang dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan tugas. Kegiatan supervisi dilakukan kepala sekolah agar
kepala sekolah mengetahui secara langsung permasalahan yang dihadapi
guru selama melaksanakan pembelajaran, sehingga kepala sekolah dapat
memberikan bantuan sesuai dengan kemampuannya.
Kegiatan
supervisi ini dilakukan oleh kepala sekolah dengan cara mengadakan
kunjungan kelas, rapat-rapat dan pembinaan secara individual terhadap
guru. Kunjungan kelas yang dilakukan oleh kepala sekolah di sini yaitu
dengan mengadakan pengunjungan terhadap setiap kelas tentang kelengkapan
sarana pendidikan yang ada dan mengecek kehadiran guru maupun siswa.
Selanjutnya supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah ini dilakukan
dengan cara mengadakan rapat-rapat yang dilakukan dalam mengadakan
pengevaluasi atau bahkan pembinaan terhadap para guru untuk mengenalkan
sesuatu yang baru dan perlu diketahui oleh guru mengenai hal yang
berkaitan dengan pembelajaran. Kemudian juga kepala sekolah sering
mengadakan supervisi terhadap para guru secara perorangan dalam membina
dan mengarahkan guru tersebut, sehingga mampu menjalankan tugasnya
dengan baik, biasanya dilakukan jika ada permasalahan yang begitu besar
dan terjadi pada tugas guru tersebut.
Menjalin Kerjasama dengan Masyarakat
Masyarakat
merupakan relasi yang cukup besar dalam memberikan pengaruh dan bantuan
terhadap kelancaran penyelenggaraan pembelajaran. Palagi jika dikaitakan
dengan keadaan sekarang bahwa masyarakat memiliki peran sebagai
pengawas dan penyumbang kebutuhan sekolah dengan dibentuknya “Dewan
Sekolah”. Namun demikian dalam kenyataannya bahwa masyarakat masih
kurang peka terhadap kebutuhan sekolah. Oleh karena itulah sebagai
langkah awal memperbaiki hubungan dengan sekolah dengan masyarakat, maka
kepala sekolah mengadakan suatu strategi dalam bentuk kerjasama dengan
masyarakat. Dalam mengadakan hubungan kerjasama dengan masyarakat ini,
maka sekolah membentuk Dewan Sekolah yang memiliki fungsi dan peran
sebagai wadah untuk memfasilitas masyarakat berhubungan dengan sekolah
atau sebaliknya. Selama ini melalui “Dewan Sekolah” itulah orang tua
siswa, masyarakat umum atau donatur mengadakan jalinan hubungan yang
harmonis. Lebih lanjut kepala sekolah mengadakan hubungan dan komunikasi
dengan para orang tua siswa dan “Dewan Sekolah” yaitu dengan mengadakan
rapat-rapat.
Rapat/pertemuan
dengan para orang tua siswa dilakukan pada awal tahun pelajaran dan
pada waktu pembagian “Buku Laporan Pendidikan”. Pada pertemuan sekolah
dengan orang tua siswa pada awal tahun merupakan pertemuan yang
membicarakan tentang pengenalan program-program pendidikan yang akan
diselenggarakan dan uraian secara terbuka mengenai penggaran yang
digunakannya. Sementara pertemuan pada pembagian Buku Laporan Pendidikan
merupakan pertmuan yang berupaya untuk secara tetap menjalin komunikasi
yang harmonis dengan orang tua siswa. Rapat “Dewan Sekolah” merupakan
upaya menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam membahas
program-program pendidikan yang akan diselenggarakan oleh pihak sekolah.
Pada pertemuan ini dibahas mengenai program-program yang akan
dilaksanakan oleh pihak sekolah.
Penerapan Disiplin yang Ketat
Penerapan
disiplin yang ketat merupakan pula salah satu strategi yang dilakukan
oleh kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Penerapan
disiplin ini penting dilakukan sehubungan dengan rendahnya tingkat
kedisiplinan guru maupun siswa, antara lain: datang terlambat,
berpakaian kurang rapi dan pulang belajar mengajar belum pada waktunya.
Pendisiplinan ini dilakukan untuk mengkondisikan semua warga SD memiliki
kinerja dalam menjalankan tugas dan peranannya secara optimal. Di mana
melalui pendisiplinan ini diharapkan para personil pendidikan mampu
memberikan kinerjanya yang optimal. Sementara pendisiplinan yang
terapkan pada siswa diharapkan mampu menciptakan keteraturan dan
ketertiban dalam menjalankan atau mengikuti pembelajaran.
Pendisiplinan
iklim sekolah ini dilakukan dengan cara pembuatan tata tertib bagi
siswa dan tata tertib bagi para guru yang ada di sekolah. Pendisiplinan
ini ditegakkan secara objektif, sehingga mampu memberikan kontribusi
terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Kepala sekolah setipa hari
mengontrol kedisiplinan guru dan siswa dengan cara melihat kehadiran,
kerapihan dari pakaiannya dan menampilkan perilaku kepemimpinan yang
patut untuk dicontoh atau ditiru. Lebih konkritnya jika ada guru maupun
siswa yang tidak berdisiplin, maka kepala sekolah melakukan teguran
secara lisan, melakukan pemanggilan dan pemberian sanksi apabila guru
maupun siswa tetap membandel. Selain itu pula khusus untuk siswa jika
ada yang tidak disiplin, kepala sekolah memanggil orang tua siswa ke
sekolah untuk meminta bantuan dalam membina anaknya.
Secara
lebih konkrit pendisiplinan yang dilakukan kepada guru, kepala sekolah
melakukan evaluasi terhadap ketepatan waktu mengajar, kehadiran dan
kerapihan pakainnya. Kepala sekolah terbiasa memanggil guru yang
terlambat dalam mengajar, tidak rapih dalam berpakaian dan sering tidak
hadir. Kondisi tersebut ditindaklanjuti dengan pembinaan dan pengajaran,
sehingga para guru tetap mampu menegakkan kedisiplinannya. Kepala
sekolah menggap bahwa melalui pendisiplinan inilah nantinya akan mampu
memberikan dapak terhadap hasil belajar. Dengan demikian kedisiplinan
ini perlu diciptakan dengan baik, sehingga mampu memberikan kontribusi
terhadap mutu pembelajaran dengan baik pula.
Kepala
sekolah dalam konteks penyelenggaraan pendidikan memiliki peranan yang
sangat strtaegis sebagai pemimpin, administrator dan supervisor
pendidikan. Oleh karena itulah tanggung jawab sekolah dalam meningkatkan
mutu pembelajarannya terletak di tangan kepala sekolah. Strategi yang
dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan merupakan
pilihan yang terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah yang
dipimpinnya. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi kepala sekolah
dalam meningkatkan mutu pembelajaran bersumber dari permasalahan guru
serta fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh sekolah. Oleh karena itu
strategi yang ditetapkan kepala sekolahpun diorientasikan kepada guru
(personil) dan juga fasilitas pendidikan yang tersedia. Strategi yang
ditetapkan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran meliputi:
peningkatan kemampuan mengajar guru, pendayagunaan media dan sarana
pendidikan, pelaksanaan supervisi secara rutin, menjalin kerjasama
dengan masyarakat dan penerapan disiplin yang ketat, baik bagi guru
maupun bagi siswa.
Setelah
penulis mengadakan pengkajian terhadap strategi kepala sekolah dalam
meningkatkan mutu pembelajaran, maka saran yang dapat diajukan untuk
kepala sekolah adalah: meningkatkan dan mengembangkan kualitas guru,
sehingga diperoleh pengembangan kemampuan, keterampilan dan sikap
seorang guru yang profesional. Keadaan ini bisa dilakukan dengan
menganjurkan para guru untuk melanjutkan pendidikan formalnya,
mengikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan, diklat, penataran ataupun
menganjurkan untuk aktif dalam mengikuti kegiatan KKG, lebih
meningkatkan jalinan kerjasama dnegn masyarakat. Keadaaan ini mengingat
masyarakat sebagai salah satu sumber daya pendidikan yang potensial
dalam mendukung dan membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Kerjasama yang dilakukan ini tidak hanya sebatas pengadaan dana, tetapi
terlibat langsung dalam perencanaan dan pengawasan serta evaluasi
program pendidikan yang diselenggarakan di sekolah dan hendaknya pihak
sekolah memberikan bantuan kepada guru dalam membiayai untuk mengikuti
program pendidikan lanjutan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi
(minimal S1), sehingga profesionalisme guru dalam mengajar dapat
diandalkan. Bantuan tersebut agar lebih rasional dilakukan melalui
pembicaraan khusus dengan “Dewan Sekolah” sehingga tidak memberatkan
anggaran pihak sekolah dan menjadi bahan pertimbangan bersama antara
pihak sekolah dengan masyarakat.
blognya keren (y)
BalasHapus